Dinkes Kota Ternate, Maluku Utara mengakujika dari 10 dapur pelaksana program makanan yang bergizi gratis (MBG), baru satu dapur yang petugas penjamah makanannya sudahikutitraining higiene sanitasi pangan (HSP).
Pengakuan ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate dr Fathiyah Suma saatdiverifikasireporterlewat pesan AhatsApp, Minggu (27/7/2025).
Diamenerangkan, walausemua dapur MBG sudahjalanipeninjauan kesehatan lingkungan.
Tetapitrainingpada penjamah makanan barudilaksanakan di satu lokasiyakni dapur Restoran K62.
Simak juga: Suzuki Ternate Gelar Formalitas Penyerahan Pertama Fronx: AnimoKeyakinanPelanggan
“Untuk 10 dapur nutrisi, semuanya sudahdilaksanakanpemeriksaanpeninjauan kesehatan lingkungan dandipastikan baik.”
INSPEKSI: Contoh dapur MBG.
INSPEKSI: Contoh dapur MBG. (Dok Tribune Bogor)
“Tetapibaru 1 lokasi dapur yang penjamah makanannya dilatih, “terang dr Fathiyah Suma.
Sembilan dapur yang laintermasuk dapur yang layani MBG untuk SMK Negeri 5 Kota Ternate belum memperolehtrainingsebagaisisi dari standard keamanan pangan, berdasar Surat Selebaran MBG No.HK.02.02/C/319/2024 dari Kementerian Kesehatan RI.
Surat selebaranituberisi 10 point utama, satu diantaranyapoint ke 4 huruf b yang aturkewajiban Dinas Kesehatan di wilayahuntuklakukantraining HSP kepengurusdan penjamah makanan dalam program MBG.
Inimempunyai tujuanuntukmemberikan dukungan keamanan pangan danpercepatdiwujudkannya Indonesia Emas 2045.
Fathiyah memperjelasjika OPD-nya teruslakukanpembimbingan danpemantauanpada dapur-dapur MBG lewatperanan Puskesmas di tempat yang teraturlakukanpeninjauan.
Selainnya dapur MBG, training penjamah makanan menjadisasaranuntuksemua rumah makan danrestaurant yang bekerja di Kota Ternate.
“Koordinirterusdibuatuntuk tindak lanjut training penjamah makanan.”
Simak juga: Rp 1 Miliar untuk Kelengkapan Paskibraka Halmahera Timur 2025
“Bukan hanyauntuk dapur MBG tetapi jugauntuksemuarestaurant atau rumah makan, “tegas dr Fathiyah Suma.
Sekarang ini, baru 4 dari 10 dapur MBG yang sudahbekerja aktif untukpenuhikeperluan makanan yang bergiziuntukpelajardi sejumlah sekolah.
“Tanpatrainingmencukupi, kualitas keamanan pangan tetapmenjadi catatan penting yang perluselekasnyadilakukan tindakan, “kata dr Fathiyah Suma. (*)