Tidaksebagaimana umumnya, musim penghujan 2025-2026 diprediksiakantibalebih cepat. Tubuh Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ungkapfaktor yang mempengaruhikeadaanmusim penghujan ini.
Deputi Sektor Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskanjikafaktor global dan regional ikutmempengaruhi. Iamenerangkan, pada Agustus 2025, peristiwa El NiƱo-Southern Oscillation (ENSO) adapada keadaan netral (index -0,34) hinggatidak ada dampakkrusial dari Samudra Pasifik.
Walau begitu, ada faktorperistiwa Indian Ocean Dipole (IOD) pada keadaan negatif. Peristiwa ini mengisyaratkanada tambahan uap air dari Samudra Hindia ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Akan tetapi, di lain sisi, Indian Ocean Dipole (IOD) terdaftarpada keadaan negatif (index -1,2), yang mengisyaratkanadasupply tambahan uap air dari Samudra Hindia ke daerah Indonesia, terutamasisi barat,” ucapnya, diambil dari situssah BMKG, Jumat (12/9/2025).
Simak juga:
BMKG UngkapkanPeristiwa ‘Hujan Satu bulan Turun dalam Sehari’ di Bali
Disamping itu, menurutnya, temperatur muka laut di perairan sekitaran Indonesia lebih hangat (+0,42) dari rerata klimatologis hinggamemacupembangunan awan hujan lebih intens. ENSO netral diprediksi bertahan sampai akhir 2025, sedangkan IOD negatif diprediksiberjalansampai November 2025.
ADVERTISEMENT
“Keadaanmusim penghujan yang maju dari normal memberifaedah positif untuk petani untuksesuaikanskema tanam lebih awal, untuk meningkatkankeproduktifansekalianmemberikan dukunganusaha swasembada pangan,” terangnya.
Selanjutnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menghimbauwargauntukmanfaatkaninformasi cuaca dancuaca ini. Hal tersebuthanyasebagai dasar dalam rencanadanmengantisipasimusibah.
“BMKG sudahtingkatkanserviceinformasicuacadan cuaca lewatberagamsaluran, termasukprogram mobile, sosial media, dan jaringan komunikasi langsung dengan pemda. Kami mengharapinformasi ini bisadigunakandenganmaksimaluntukrencana, mitigasi, danproses pengambilan keputusan yang pas,” tutur Dwikorita.